Peningkatan harga saham PT Bank Permata Tbk. (BNLI) telah mencuri perhatian pasar sepanjang tahun ini. Saham bank yang dimiliki oleh Bangkok Bank itu terbukti menunjukkan pertumbuhan yang luar biasa, dengan kenaikan harga hingga 529,63% hingga akhir September 2025.
Berdasarkan data yang diperoleh, harga saham BNLI kini mencapai angka 5.950, menjadikannya jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata harga saham di industri perbankan yang hanya sekitar 14,43%. Peningkatan signifikan ini telah menarik minat banyak investor di pasar modal.
Sahm BNLI juga telah dua kali mendapatkan label unusual market activity (UMA) dari Bursa Efek Indonesia (BEI) karena kenaikannya yang dianggap tidak wajar. Pada 22 Februari dan 23 September 2025, BEI mencatat bahwa peningkatan harga saham ini perlu diperhatikan lebih lanjut.
Analisis Kenaikan Harga Saham BNLI dan Faktor Pendukung
Salah satu alasan di balik lonjakan harga saham BNLI adalah akuisisi besar oleh Bangkok Bank yang berhasil mendorong efisiensi operasional. Integrasi ini juga menyangkut konsolidasi regulasi yang membuat kinerja bank semakin solid.
Oktavianus Audi, VP Marketing dari Kiwoom Sekuritas, menyatakan bahwa kepemilikan saham oleh publik yang mencapai standar minimum juga memperkuat likuiditas. Ini sangat penting dalam mendorong daya tarik investor untuk berinvestasi lebih dalam pada saham BNLI.
Selain itu, spekulasi terkait aksi korporasi di masa mendatang menjadi salah satu pendorong utama harga saham. Misalnya, potensi Merger dan Akuisisi (M&A) di dunia perbankan regional turut mempengaruhi minat investor.
Sentimen Optimistis Pasar Saham Secara Umum
Para analis juga menyebutkan bahwa kondisi pasar saham saat ini menunjukkan optimistis yang cukup tinggi. Banyak investor lokal tertarik untuk berinvestasi pada saham yang berpotensi masuk dalam indeks global besar seperti MSCI atau FTSE.
Rudiyanto, Direktur Panin Asset Management, menekankan bahwa situasi ini membuat valuasi saham menjadi kurang relevan. Para investor lebih fokus pada potensi keuntungan jangka pendek yang bisa didapatkan.
Beberapa investor beralasan bahwa situasi pasar yang baik dapat berkontribusi pada kenaikan harga saham yang tinggi. Hal ini inilah yang membuat saham-saham tertentu menjadi incaran banyak orang.
Perbandingan Valuasi dan Peringkat Saham di Pasar
Dengan rasio Price to Earning Ratio (PER) yang capai 63x, BNLI berada pada posisi yang sangat tinggi jika dibandingkan dengan bank-bank lainnya. Bahkan, PBV BNLI telah melampaui beberapa saham bank swasta terbesar di Indonesia seperti PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA).
Lukman Leong, analis dari Doo Financial Futures, berpendapat bahwa pergerakan saham BNLI lebih dominan bersifat spekulatif. Label UMA yang diberikan oleh BEI menjadi sinyal tambahan bahwa pasar perlu lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan investasi.
Hal tersebut juga menggambarkan bagaimana investor berspekulasi di tengah kondisi pasar yang fluktuatif. Padahal, aspek fundamental perusahaan dapat memberikan gambaran yang lebih baik mengenai kesehatan finansial bank.
Pernyataan Direktur Utama dan Arah Kebijakan Ke Depan
Meliza M. Rusli, Direktur Utama Permata Bank, menyatakan bahwa pihaknya tidak memiliki informasi penting yang bisa memengaruhi harga saham secara langsung. Dalam wawancara sebelumnya, ia menekankan pentingnya keputusan investasi dari masing-masing individu.
Permata Bank juga tidak merencanakan adanya aksi korporasi yang bisa menjadi sentimen bagi pergerakan sahamnya ke depan. Ini menunjukkan bahwa pertumbuhan harga saham saat ini lebih dipengaruhi oleh dinamika pasar dibandingkan dengan langkah strategis yang diambil oleh manajemen bank.
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang akan diadakan dalam waktu dekat ini berpotensi menjadi pengamatan lanjut bagi para investor. Hal ini penting untuk mengetahui langkah-langkah strategis apa yang akan diambil pihak bank ke depan terkait kepemimpinan dan manajerial.




