Medan, PT Bank Sumut baru saja mengadakan acara yang mengedukasi masyarakat mengenai pengelolaan keuangan. Dalam sesi tersebut, Pemimpin Bidang Marketing Communication Bank Sumut, Hendy Arief, memberikan sejumlah tips untuk mengalokasikan penghasilan agar lebih optimal.
Alokasi keuangan yang diajukan adalah berdasarkan persentase yang umum digunakan, yakni 50%, 30%, dan 20%. Dengan pendekatan ini, diharapkan masyarakat dapat lebih bijak dalam mengatur pengeluaran dan tabungan mereka.
Menurut Hendy, dari total penghasilan, 50% seharusnya dialokasikan untuk kebutuhan bulanan. Selanjutnya, 30% untuk kegiatan gaya hidup, seperti hiburan dan traveling, sementara 20% sisanya dapat dimanfaatkan untuk menabung.
Walaupun panduan persentase ini bermanfaat, Hendy menekankan bahwa tidak ada satu rumus yang berlaku untuk semua orang. Setiap individu memiliki kondisi keuangan yang berbeda, sehingga penting untuk merefleksikan situasi pribadi masing-masing sebelum memutuskan alokasi dana.
Hendy juga menggarisbawahi pentingnya kesadaran akan tren yang ada, di mana banyak orang terjebak dalam sikap fear of missing out (FOMO). Pihaknya mendorong masyarakat untuk tidak selalu mengikuti tren, terutama jika itu akan membebani keuangan mereka.
Dia menekankan, “Jika kita tidak mampu untuk mengikuti tren, maka jangan paksakan diri. Namun, jika kita memang mampu, tidak ada salahnya untuk berinvestasi dalam hal tersebut,” ujarnya pada acara Educational Class LPS Financial Festival 2025 di Medan.
Salah satu kesalahan umum yang sering dilakukan adalah mengabaikan pentingnya dana darurat. Hendy berpendapat bahwa dana darurat sangat krusial untuk memberikan perlindungan finansial di saat yang tak terduga.
“Kita mungkin merasa tidak membutuhkan dana darurat saat ini, tetapi masa depan tidak bisa diprediksi,” katanya, menekankan betapa pentingnya persiapan di masa depan.
Bagi individu yang masih lajang, Hendy menyarankan untuk menyisihkan dana darurat sebesar tiga kali lipat dari pengeluaran bulanan. Misalnya, jika pengeluaran bulanan mencapai Rp5 juta, maka idealnya dana darurat minimal yang harus dimiliki adalah Rp15 juta.
Untuk mereka yang telah berkeluarga, Hendy merekomendasikan untuk memiliki dana darurat yang lebih substantial, yakni enam kali lipat dari jumlah pengeluaran bulanan. Jika pengeluaran bulanan mencapai Rp10 juta, dana darurat minimal yang harus dimiliki adalah Rp60 juta.
Mengapa Alokasi Keuangan Sangat Penting bagi Setiap Individu
Alokasi keuangan yang tepat sangat berdampak pada stabilitas finansial jangka panjang. Dengan menetapkan persentase untuk kebutuhan, gaya hidup, dan tabungan, individu dapat lebih mudah mengontrol pengeluarannya.
Hal ini tidak hanya membantu dalam merencanakan pengeluaran, tetapi juga dalam membangun kebiasaan keuangan yang sehat. Kebiasaan ini akan tercipta seiring dengan disiplin dalam mengikuti rencana yang telah ditetapkan.
Sebagai tambahan, alokasi yang baik dapat menjadi fondasi yang kuat untuk mencapai tujuan finansial jangka panjang. Dengan menyisihkan sebagian dari penghasilan, individu dapat mulai merencanakan pembelian aset seperti rumah atau investasi lainnya.
Apabila pengeluaran dikelola dengan baik, maka tekanan finansial pun dapat dikurangi. Hal ini tentunya memberikan lebih banyak ruang untuk melakukan hal-hal yang lebih produktif dan bermanfaat dalam hidup sehari-hari.
Dalam konteks yang lebih luas, masyarakat yang mengatur keuangannya dengan baik berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi. Ketika setiap individu dapat mengelola keuangannya dengan baik, maka secara keseluruhan, ekonomi akan semakin kuat dan stabil.
Tren Keuangan dan Dampaknya terhadap Keputusan Finansial
Di era digital saat ini, muncul banyak tren yang dapat memengaruhi keputusan finansial masyarakat. Salah satu contohnya adalah investasi online yang semakin digemari, dù dengan risiko yang tidak bisa dianggap remeh.
Tren ini seringkali membuat banyak orang merasa tertekan untuk ikut berinvestasi hanya karena mengikuti apa yang sedang populer. Hendy mengingatkan bahwa tidak semua tren cocok untuk setiap individu.
Ketidakpastian dan fluktuasi di pasar dapat membingungkan bagi mereka yang tidak memiliki pengetahuan atau pengalaman yang cukup. Oleh karena itu, penting untuk bijak dalam menanggapi berbagai tren yang ada di pasaran.
Hendy menekankan bahwa sebelum mengikuti tren, sebaiknya manfaatkan waktu untuk mendalami dan memahami setiap jenis investasi atau pengeluaran secara menyeluruh. Memiliki pengetahuan yang baik akan memberi kepercayaan diri dalam mengambil keputusan yang tepat.
Masyarakat juga disarankan untuk membentuk komunitas diskusi tentang keuangan agar dapat saling berbagi informasi dan pengalaman. Diskusi ini dapat menjadi ajang untuk meningkatkan literasi finansial dan membantu menghindari keputusan yang didorong oleh FOMO.
Pentingnya Dana Darurat dalam Rencana Keuangan Anda
Dana darurat dapat diibaratkan sebagai jaring pengaman finansial yang sangat penting. Ini memberikan ketenangan pikiran bahwa Anda memiliki cadangan jika sesuatu yang tidak terduga terjadi.
Hendy menjelaskan bahwa banyak orang meremehkan pentingnya dana darurat, padahal ini sangat krusial untuk menghindari utang di masa sulit. Ketidakpastian hidup di masa depan membuat kita harus siap menghadapi berbagai kemungkinan.
Dana darurat pada umumnya digunakan untuk menutupi pengeluaran mendesak seperti biaya kesehatan atau perbaikan mendadak pada rumah. Oleh karena itu, penting untuk mempersiapkan dana darurat sejak dini.
Alokasi dana darurat yang tepat juga dapat membantu mengurangi stres keuangan. Seseorang yang merasa aman dan terlindungi secara finansial akan lebih mudah mengambil keputusan dan merencanakan masa depan.
Dalam prakteknya, membangun dana darurat bisa dimulai dari jumlah kecil, dan terus ditingkatkan seiring waktu. Yang terpenting adalah konsistensi dalam menabung untuk memastikan bahwa dana darurat tetap tersedia saat dibutuhkan.