Rencana PT Indonesia Asahan Aluminium, yang lebih dikenal sebagai Inalum, untuk melaksanakan penawaran umum perdana (IPO) mengalami kendala serius. Direktur Utama Inalum, Melati Sarnita, mengungkapkan bahwa rencana tersebut saat ini telah ditunda, mengingat adanya kolaborasi strategis dengan Danantara yang sedang dibahas saat ini.
Dalam kesempatan Rapat Dengar Pendapat di Komisi VI DPR RI, Melati menjelaskan bahwa adanya inisiasi dan investasi dari Danantara untuk sejumlah proyek menjadi fokus utama. Keputusan ini dianggap perlu agar diskusi mengenai struktur dan bentuk kolaborasi dapat dilakukan dengan lebih terarah.
Rencana IPO sendiri telah menjadi wacana sejak beberapa tahun lalu, dengan target yang mulanya ditetapkan untuk akhir 2022. Namun, seiring dengan perubahan situasi dan adanya peluang-peluang baru, waktu pelaksanaan IPO kembali disesuaikan.
Pentingnya Proyek Hilirisasi dan Investasi Strategis yang Diperlukan
Dalam konteks rencana IPO yang ditunda, Melati menekankan pentingnya investasi yang diperlukan untuk proyek hilirisasi bauksit senilai US$4,4 miliar. Proyek ini memberikan harapan baru bagi Inalum untuk meningkatkan kapasitas produksi alumina dan aluminium di masa mendatang.
Proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) yang berlokasi di Mempawah, Kalimantan Barat, merupakan salah satu proyek kunci yang menjadi target pendanaan. Cita-cita perusahaan untuk berkembang di sektor hilirisasi menuntut sumber daya finansial yang besar dan komitmen dari investasi yang tepat.
Keberadaan Danantara diharapkan tidak hanya sekadar memberikan suntikan dana, tetapi juga mendukung perkembangan infrastruktur yang dapat mengoptimalkan rantai pasok industri. Oleh karena itu, diskusi mendalam dengan Danantara dianggap sangat penting sebelum melanjutkan langkah IPO.
Sejarah dan Perkembangan Rencana IPO Inalum
Sejak rencana IPO pertama kali dibicarakan pada tahun 2021, banyak pihak yang melihat potensi besar Inalum di pasar saham. Erick Thohir, mantan Menteri BUMN, pernah mengungkapkan keyakinan bahwa kinerja perusahaan yang positif membuat Inalum memiliki peluang cerah untuk melantai.
Namun, tantangan-tantangan yang dihadapi sepanjang perjalanan ini memperlambat waktu pelaksanaan IPO. Melati menjelaskan bahwa target IPO yang awalnya ditetapkan kini perlu disesuaikan dengan realitas yang ada, terutama setelah adanya diskusi dengan Danantara.
Dengan demikian, langkah-langkah strategis yang diambil akan memastikan kesiapan untuk memasuki pasar saham ketika waktu yang tepat tiba. Inalum berkomitmen untuk terus memperbarui strategi dan menyesuaikan dengan dinamika yang terjadi di sektor industri.
Prospek Masa Depan Inalum Dalam Konteks Langkah Strategis yang Ditempuh
Ketidakpastian dalam pelaksanaan IPO tidak menunjukkan kondisi yang negatif bagi perusahaan. Sebaliknya, ini memberikan kesempatan bagi Inalum untuk merumuskan langkah strategis dan memastikan segala sesuatunya berjalan sesuai rencana sebelum melangkah lebih jauh.
Dengan fokus pada investasi yang efektif dan pembiayaan proyek yang tepat, Inalum berharap dapat meningkatkan daya saing dan kapabilitasnya di industri. Kemitraan dengan Danantara akan menjadi kunci dalam merealisasikan tujuan ekspansi yang ambisius.
Dalam jangka panjang, Inalum berharap dapat memanfaatkan momentum pasar dan memaksimalkan sumber daya mereka untuk menciptakan keberlanjutan. Sementara itu, perkembangan investasi dan proyek hilirisasi akan terus menjadi perhatian utama untuk meningkatkan performa perusahaan.




