Harga minyak mentah global mengalami lonjakan signifikan pada perdagangan Jumat (14/11) setelah insiden serangan drone yang dilakukan oleh Ukraina terhadap depot minyak di pelabuhan Novorossiysk. Pelabuhan ini merupakan kunci dalam jalur ekspor minyak Rusia yang sangat vital bagi pasar energi dunia, sehingga peristiwa ini menimbulkan kepanikan di kalangan investor dan analis.
Lonjakan harga ini diwarnai oleh berbagai analisis yang memperkirakan situasi pasokan energi dunia akan terpengaruh secara langsung. Harga minyak mentah berjangka Brent dan West Texas Intermediate masing-masing mengalami kenaikan yang cukup signifikan, mencerminkan dampak yang timbul akibat serangan tersebut.
Harga minyak mentah berjangka Brent tercatat naik sebesar US$1,24, atau sekitar 1,97 persen, menjadi US$64,25 per barel. Sementara itu, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) juga tidak kalah mencolok, meningkat US$1,25, setara dengan 2,13 persen, menjadi US$59,94 per barel. Kenaikan dalam harga ini menunjukkan respons pasar yang kuat terhadap ancaman terhadap pasokan.
Analisis dan Dampak Serangan Drone terhadap Pasokan Energi
Menurut June Goh, seorang analis pasar minyak senior, serangan drone ke pelabuhan Novorossiysk memicu potensi gangguan lebih lanjut terhadap pasokan minyak Rusia. Pelabuhan ini adalah pusat ekspor minyak terbesar kedua di negeri beruang merah tersebut dan kejadian ini mengikuti serangan besar lainnya di Tuapse beberapa waktu lalu.
Goh menyoroti pentingnya lokasi pelabuhan ini dalam konteks ketahanan pasokan energi global. Dengan potensi tambahan serangan di masa depan, bisa dipastikan akan ada dampak serius terhadap aliran minyak mentah dan produk-produk turunan dari Rusia.
Kerusakan pada fasilitas penyimpanan minyak kini menjadi perhatian utama, meskipun tingkat kerusakannya belum sepenuhnya terukur. Jika escalasi konflik berlanjut, dapat dipastikan bahwa pasokan energi dari Rusia akan semakin terbatas.
Kondisi Harga Minyak Sebelum dan Setelah Insiden
Sebelum terjadi lonjakan harga, ketidakpastian dalam pasar energi juga sudah mulai terlihat. Harga minyak Brent dan WTI mengalami penurunan sekitar 3 persen sehari sebelumnya, berdasarkan laporan dari OPEC. Laporan menyatakan bahwa pasokan minyak global diprediksi akan seimbang antara permintaan dan penawaran pada tahun 2026, yang mengindikasikan adanya keseimbangan baru dalam pasar energi.
Namun, dengan adanya serangan ini, para investor mulai meragukan proyeksi OPEC. Isu pasokan yang berkurang mendominasi sentimen pasar, sehingga dapat memicu perubahan arah dalam harga minyak setelah adanya pola penurunan sebelumnya.
Kecemasan akan pasokan ini diperburuk dengan faktor-faktor geopolitik yang tidak dapat diprediksi, seperti potensi serangan lainnya dan respon dari pemerintah negara-negara besar lainnya. Ketidakpastian di pasar energi kemungkinan akan berlanjut hingga situasi di kawasan tersebut pulih.
Reaksi Pemerintah dan Situasi Terkini di Novorossiysk
Pemerintah Rusia melaporkan bahwa serangan drone tersebut berhasil merusak tidak hanya depot minyak tetapi juga beberapa fasilitas lain termasuk kapal dan bangunan-bangunan apartemen di sekitarnya. Tiga awak kapal dilaporkan mengalami luka akibat serangan ini.
Situasi ini tentunya memerlukan perhatian khusus dari pihak pemerintah dalam menanggapi ancaman yang semakin meningkat dari konflik yang berkepanjangan. Upaya untuk melindungi infrastruktur energi menjadi salah satu prioritas utama.
Reaksi internasional terhadap situasi ini juga perlu dicermati, mengingat dampak yang bisa saja meluas tidak hanya di tingkat lokal tetapi juga dalam hubungan internasional. Sebuah langkah diplomatik mungkin diperlukan untuk meredakan ketegangan dan mencegah situasi ini semakin memburuk.




