Perkembangan kemampuan anti-satelit oleh negara-negara besar seperti China, Rusia, dan Amerika Serikat menunjukkan betapa pentingnya dominasi ruang angkasa dalam strategi pertahanan global. Negara-negara ini tidak hanya berfokus pada peningkatan teknologi ruang angkasa, tetapi juga pada cara untuk menetralkan kemampuan musuh melalui serangan terhadap satelit.
Seiring dengan kemajuan teknologi, konstelasi satelit terdistribusi semakin meningkat, yang membuat senjata tradisional menjadi kurang efektif. Direktur Strategi dan Keamanan Nasional di Pusat Kebijakan dan Strategi Luar Angkasa menekankan bagaimana serangan terhadap satu satelit tidak lagi cukup untuk melumpuhkan keseluruhan sistem satelit yang ada.
China dan Rusia, di sisi lain, terus melakukan pengembangan dan pengujian teknologi baru yang dapat meningkatkan dominasi mereka di ruang angkasa. Dengan demikian, penting bagi Amerika Serikat dan sekutunya untuk memikirkan langkah-langkah defensif yang bisa mengimbangi ancaman ini.
Pentingnya Dominasi Ruang Angkasa dalam Strategi Pertahanan Global
Ruang angkasa telah menjadi arena kompetisi strategis di antara kekuatan besar, dan kemampuan anti-satelit merupakan salah satu komponen kunci. Dalam konflik modern, kontrol atas ruang angkasa dapat memberikan keunggulan signifikan dalam mengumpulkan intelijen dan melakukan operasi militer.
Tak diragukan, menjalankan operasi di ruang angkasa juga menambah kompleksitas strategi militernya. Konsekuensi dari serangan terhadap satelit bisa menjadi sangat luas, tidak hanya mempengaruhi komunikasi militer tetapi juga sipil.
Dengan munculnya konstelasi satelit terdistribusi, pemikiran konvensional harus beradaptasi. Ancaman dari satu serangan ASAT pada satu titik tunggal menjadi tidak cukup berarti ketika banyak sistem satelit beroperasi secara bersamaan untuk saling mendukung.
Pengembangan Teknologi Baru oleh China dan Rusia
China kini tengah mengejar pengembangan teknologi konstelasi satelit untuk bersaing dengan sistem seperti Starlink. Hal ini tidak hanya bertujuan untuk keuntungan domestik, tetapi juga untuk mempersiapkan diri menghadapi potensi konflik di masa depan.
Rusia, di sisi lain, telah aktif melakukan berbagai uji coba amunisi anti-satelit. Sejak 2015, mereka telah melaksanakan beberapa pengujian untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam menghancurkan atau melumpuhkan satelit musuh.
Kedua negara tersebut tidak hanya diam dalam pengembangan alat serangan tetapi juga mempelajari cara untuk memastikan jaringan mereka tetap beroperasi meskipun dalam kondisi pertempuran. Ini menunjukkan ambisi mereka untuk menguasai ruang angkasa secara menyeluruh.
Operasi Ruang Angkasa Aktif dan Teknologi Pertahanan yang Muncul
Berbagai negara juga mulai melihat perlunya mengembangkan operasi ruang angkasa secara proaktif. Prancis, misalnya, telah merencanakan penyebaran satelit nano kecil untuk mendukung misi pertahanan nasional.
India, di sisi lain, mengembangkan kemampuan docking di orbit untuk meningkatkan mobilitas dan fleksibilitas dalam ruang angkasa. Inovasi ini dapat memungkinkan mereka untuk melakukan perbaikan dan pemeliharaan langsung di ruang angkasa.
China juga menunjukkan kemajuan dengan melakukan manuver antar satelit yang disebut “dogfighting.” Ini menunjukkan bahwa mereka sedang berusaha untuk menguasai operasi jarak dekat, yang menjadi semakin relevan seiring berkembangnya ancaman di ruang angkasa.




