Seperti tiket pesawat, stempel paspor akan segera punah, perlahan digantikan sistem digital yang dirancang lebih cepat, lebih aman, dan lebih efisien. Mengutip informasi terkini, 12 September 2025, Eropa memimpin perubahan ini mulai 12 Oktober 2025.
Sebanyak 29 negara Uni Eropa akan mulai meluncurkan Sistem Masuk/Keluar baru yang pada akhirnya akan menggantikan stempel dengan biometrik. Pada April 2026, citra wajah, sidik jari, dan catatan digital akan sepenuhnya menggantikan ritual stempel yang dikerjakan petugas imigrasi.
Hal ini disebut-sebut sebagai modernisasi, tapi bagi banyak wisatawan, ini adalah akhir dari sebuah era. Eropa tidak sendirian. Inggris meluncurkan otorisasi perjalanan elektronik (ETA) pada Januari 2026, mengikuti jejak negara-negara seperti Australia, Singapura, Hong Kong, dan Argentina, yang semuanya telah menghapuskan stempel bertahun-tahun lalu.
Perubahan Besar dalam Proses Imigrasi di Eropa
Transformasi ini tidak hanya berdampak pada proses imigrasi, tetapi juga menggambarkan pergeseran cara negara-negara mengelola keamanan dan kenyamanan bagi pelancong. Dengan menggunakan sistem biometrik, diharapkan proses pemeriksaan menjadi lebih cepat dan efisien, mengurangi antrean panjang di bandara.
Beralih ke teknologi ini berarti menuntut lebih banyak dari infrastruktur yang ada. Negara-negara harus berinvestasi dalam perangkat keras dan perangkat lunak canggih untuk memastikan setiap pelancong dapat diproses dengan lancar saat memasuki dan meninggalkan negara tersebut.
Meski menawarkan banyak keuntungan, transisi ini juga menimbulkan kekhawatiran akan privasi dan penyimpanan data. Bagaimana data biometrik ini akan disimpan, dan siapa yang akan mengaksesnya, menjadi pertanyaan besar di kalangan masyarakat.
Keuntungan dan Tantangan Sistem Biometrik
Sistem biometrik menjanjikan peningkatan keamanan yang signifikan. Dengan identifikasi yang lebih akurat, risiko penipuan identitas dapat diminimalkan, sehingga mencegah tindakan kriminal yang merugikan. Selain itu, proses imigrasi yang lebih cepat membantu wisatawan untuk menikmati liburan mereka dengan lebih optimal.
Akan tetapi, tantangan datang dalam bentuk investasi yang diperlukan untuk mengembangkan sistem ini. Negara-negara harus siap berkomitmen untuk membangun infrastruktur yang diperlukan dan melatih petugas imigrasi dalam teknologi baru ini.
Di samping itu, ada juga kekhawatiran terkait aksesibilitas bagi semua pelancong. Tidak semua individu memiliki teknologi biometrik yang sama, dan pencatatan sidik jari atau pemindaian wajah mungkin tidak menjadi pengalaman yang nyaman bagi semua orang.
Respon dari Masyarakat dan Wisatawan Terhadap Perubahan
Saat berita tentang perubahan ini menyebar, reaksi bermacam-macam baik dari masyarakat maupun wisatawan. Sebagian orang menyambut baik modernisasi ini, percaya bahwa sistem biometrik akan semakin mempermudah perjalanan internasional.
Namun, ada juga yang merasa khawatir kehilangan pengalaman tradisional yang dianggap penting, seperti stempel paspor yang menjadi simbol perjalanan. Stempel ini bagi sebagian orang tidak hanya sekadar tanda, tetapi juga kenangan dari setiap perjalanan yang diwujudkan dalam bentuk fisik.
Kekhawatiran akan privasi data juga mengemuka. Banyak orang berpendapat bahwa pengumpulan data biometrik berpotensi disalahgunakan dan membuka peluang untuk penipuan atau pelanggaran privasi.