Ketika berbicara tentang destinasi wisata di Indonesia, salah satu lokasi yang tak boleh dilewatkan adalah Taman Safari Indonesia yang terletak di Bogor. Tempat ini menyediakan pengalaman unik yang menggabungkan konservasi, pendidikan, dan hiburan dalam satu kesatuan yang menarik.
Taman Safari Indonesia telah menjadi salah satu taman rekreasi terfavorit bagi keluarga, terutama saat akhir pekan dan musim liburan. Namun, di balik kesuksesannya, banyak yang belum mengetahui tentang sejarah pendiriannya.
Taman Safari Indonesia didirikan pada tahun 1981 di atas lahan seluas 55 hektare yang dulunya merupakan perkebunan Cisarua Selatan. Seiring dengan berjalannya waktu, lahan tersebut telah diperluas hingga mencapai 270 hektare, menjadikannya sebagai salah satu tempat konservasi terbesar di Indonesia.
Sejarah dan Pendiri Taman Safari Indonesia yang Menarik
Taman Safari didirikan oleh tiga bersaudara, yaitu Jansen Manansang, Frans Manansang, dan Tony Sumampau. Awalnya, mereka tergabung dalam grup Oriental Sirkus Indonesia dan memiliki visi untuk menciptakan tempat yang tidak hanya menyenangkan tetapi juga edukatif.
Untuk merealisasikan visi tersebut, mereka mengundang dua konsultan dari Jerman dan Amerika dalam proses pembangunan. Taman ini resmi dibuka untuk umum pada April 1986 dan diresmikan sebagai obyek wisata nasional pada 16 Maret 1990.
Ketika pertama kali dibuka, Taman Safari Indonesia memiliki koleksi 400 ekor satwa dari 100 spesies yang berasal dari berbagai benua. Di antaranya adalah spesies langka seperti badak, orangutan, dan harimau, yang kini menjadi daya tarik utama pengunjung.
Pertumbuhan Koleksi Satwa yang Mengagumkan di Taman Safari
Seiring berjalannya waktu, koleksi satwa di Taman Safari Indonesia terus bertambah. Hingga saat ini, taman ini telah memiliki lebih dari 7.000 ekor satwa dari 300 spesies berbeda. Ini jelas menunjukkan komitmen Taman Safari dalam program konservasi satwa.
Salah satu tujuan utama didirikannya Taman Safari adalah memberikan edukasi kepada pengunjung tentang pentingnya melestarikan satwa dan lingkungan. Dengan adanya koleksi satwa yang beragam, pengunjung dapat belajar tentang habitat dan perilaku hewan secara langsung.
Taman Safari juga menawarkan 24 wahana permainan yang cocok untuk semua umur. Setiap tahunnya, taman ini dapat menarik sekitar 1,4 juta pengunjung, dengan 15% di antaranya adalah wisatawan mancanegara.
Ekspansi Taman Safari ke Berbagai Daerah di Indonesia
Selain Taman Safari di Bogor, Taman Safari Indonesia Group juga melakukan ekspansi ke sejumlah lokasi lain. Salah satunya adalah Taman Safari Indonesia 2 yang terletak di lereng Gunung Arjuno, Kecamatan Prigen, Pasuruan, Jawa Timur.
Di Bali, terdapat Taman Safari Indonesia 3 yang berlokasi di Desa Serongga, Gianyar. Selain itu, ada juga Solo Safari dan Batang Dolphins Center yang terletak di Pantai Sigandu, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, menambah variasi tempat wisata yang bisa dikunjungi.
Dengan berbagai lokasi tersebut, lebih banyak orang dapat menikmati keindahan alam dan satwa secara langsung. Ini menjadikan Taman Safari sebagai jaringan wisata yang mengedepankan edukasi dan konservasi di berbagai daerah di Indonesia.
Dampak Positif Taman Safari terhadap Konservasi Lingkungan
Pendiri Taman Safari Indonesia, Jansen Manansang, baru-baru ini diakui sebagai Bapak Konservasi Lingkungan Hidup Indonesia oleh Messenger of Revival. Pengakuan ini menandakan dedikasi dan upaya yang telah dilakukan untuk memajukan konservasi satwa.
Selama lebih dari 38 tahun keberadaannya, Taman Safari tidak hanya menjadi tempat rekreasi, tetapi juga berperan sebagai lembaga pendidikan. Banyak sekolah dan lembaga pendidikan lainnya yang mengadakan kunjungan ke Taman Safari untuk memberikan wawasan kepada peserta didik.
Program konservasi satwa yang dijalankan Taman Safari juga meliputi pelestarian spesies langka dan mendukung komunitas lokal. Dengan begitu, Taman Safari berkontribusi dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan melestarikan keanekaragaman hayati.




