Peningkatan ketentuan free float saham di Bursa Efek Indonesia menjadi fokus utama Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Menurut kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, perubahan ini diharapkan dapat membawa dampak positif bagi likuiditas pasar dan memudahkan investor dalam melakukan transaksi.
Dalam rencana ini, OJK mengusulkan agar ketentuan free float naik dari 7,5% menjadi 10% dalam jangka waktu tiga tahun. Menaikkan ketentuan free float ini bukanlah hal yang sederhana karena akan mempengaruhi sejumlah emiten yang saat ini tidak mematuhi peraturan tersebut.
Inarno Djajadi mengungkapkan ada 47 emiten yang tidak memenuhi ketentuan free float saat ini, sehingga tantangan untuk membuat perubahan tersebut menjadi nyata semakin besar. Ini menunjukkan perlunya strategi yang lebih mendalam untuk meningkatkan ketentuan di pasar saham Indonesia.
Pentingnya Free Float dalam Meningkatkan Likuiditas Pasar
Free float yang lebih tinggi diharapkan dapat memperbaiki likuiditas pasar saham di Indonesia. Meningkatnya free float juga mampu menarik perhatian investor lebih banyak, baik domestik maupun internasional, yang tentunya memberikan keuntungan lebih bagi emiten.
Inarno menegaskan bahwa jika free float menjadi 10%, emiten yang comply diperkirakan akan meningkat menjadi 764, meskipun tetap ada 190 emiten yang tidak comply. Hal ini menunjukkan bahwa perhatian pada kepatuhan emiten menjadi sangat penting dalam proses ini.
Peningkatan ini tidak hanya akan memperbaiki struktur pasar, tetapi juga memberikan kebebasan lebih bagi investor untuk membeli dan menjual saham tanpa khawatir tentang likuiditas. Efek positif ini bisa jadi menjadi daya tarik tersendiri dalam upaya pemulihan ekonomi pascapandemi.
Strategi OJK dalam Meningkatkan Basis Investor di Pasar Modal
OJK juga mengidentifikasi perlunya penguatan basis investor sebagai salah satu langkah penting. Ini termasuk meningkatkan proporsi investor domestik dan mendorong partisipasi lembaga keuangan, seperti bank dan dana pensiun, dalam pasar modal.
Keterlibatan lebih besar dari investor asing melalui konektivitas indeks global juga menjadi kunci. Indeks seperti MSCI dan FTSE dapat menjadi referensi penting bagi investor asing yang ingin berinvestasi di pasar Indonesia.
Keterlibatan investor yang lebih luas akan meningkatkan demand untuk saham-saham di pasar, yang pada gilirannya dapat membantu mengurangi volatilitas harga saham. Hal ini penting untuk menciptakan lingkungan investasi yang lebih stabil dan terpercaya di pasar modal.
Pertimbangan dalam Kebijakan Aksi Korporasi untuk Free Float
Selain upaya peningkatan free float, evaluasi terhadap kebijakan aksi korporasi juga menjadi hal yang sangat penting. OJK perlu menciptakan kemudahan dalam proses yang berkaitan dengan kebijakan aksi korporasi seperti rights issue dan penawaran umum lainnya.
Mempermudah proses tersebut akan memberikan keuntungan yang lebih bagi emiten dan memungkinkan mereka untuk mengelola struktur modal dengan lebih efisien. Ini juga termasuk divestasi saham yang dapat membantu meningkatkan kepatuhan terhadap ketentuan free float.
Pentingnya melibatkan berbagai pihak dalam pengambilan keputusan serta mendiskusikan pro dan kontra menjadi kunci untuk mencapai kebijakan yang efektif. Dengan diskusi yang terbuka, diharapkan berbagai pendapat dapat berdampak positif bagi perkembangan pasar modal di Indonesia.
Secara keseluruhan, peningkatan ketentuan free float di pasar saham Indonesia adalah langkah penting yang memerlukan perhatian dan kerjasama dari semua pihak. OJK memang memiliki tantangan besar, tetapi dengan strategi yang tepat dan kolaborasi yang baik, pencapaian tujuan ini akan menjadi lebih mudah tercapai.
Investor, baik domestik maupun asing, diharapkan merespon positif terhadap perubahan ini. Dengan demikian, kita bisa berharap bahwa pasar saham Indonesia akan semakin maju dan berkontribusi positif bagi perekonomian nasional.