Pemilihan kendaraan oleh pejabat pemerintah selalu menjadi sorotan masyarakat. Salah satu contoh yang menyentuh hati adalah kisah Mar’ie Muhammad, Menteri Keuangan pada era Orde Baru, yang memilih untuk menggunakan mobil pribadi yang sederhana.
Di tengah citra mobil dinas yang mewah, Mar’ie mengambil keputusan berani untuk hadir dengan kendaraan tua. Pilihannya ini menggugah banyak orang dan menunjukkan sikapnya yang tidak mementingkan gengsi.
Keputusan Mar’ie untuk menggunakan mobil pribadi bukanlah sebuah kebetulan. Ia menjunjung tinggi prinsip bahwa mobil dinas seharusnya hanya digunakan untuk urusan dinas, bukan keperluan pribadi.
Sejarah Keputusan Mar’ie Muhammad dalam Pemilihan Kendaraan
Dalam sebuah momen bersejarah di tahun 1996, Mar’ie berangkat ke Istana Negara untuk menerima Bintang Mahaputra. Yang menarik, ia datang dengan mobil Kijang tua buatan 1980-an milik pribadi, bukan mobil dinas yang biasanya digunakan para pejabat.
Ketika tiba di gerbang Istana, petugas keamanan sempat terkejut melihat kendaraan Mar’ie. Mereka tidak mengira bahwa penumpangnya adalah seorang menteri karena mobil tersebut tampak sederhana.
Setelah menunjukkan identitas, petugas langsung meminta maaf dan mempersilakan Mar’ie masuk. Situasi ini menunjukkan bagaimana cara pandang yang berbeda dapat memengaruhi penilaian orang terhadap seorang pejabat.
Prinsip Hidup Mar’ie yang Mendorong Kesederhanaan
Mar’ie Muhammad memiliki prinsip hidup yang sangat kuat. Ia percaya bahwa kesederhanaan dalam hidup adalah cerminan dari nilai-nilai yang dijunjungnya, seperti kebersihan, kejujuran, dan ketegasan.
Bagi Mar’ie, efisiensi selalu lebih penting daripada gengsi. Ia enggan mengganti barang selama masih berfungsi dengan baik, baik itu kendaraan ataupun barang pribadi lainnya.
Anak-anaknya menuturkan bahwa ayahnya selalu berusaha menghindari pemborosan dan hidup dalam batas kemampuannya. Prinsip ini membuat Mar’ie menjadi teladan dalam menjalani kehidupannya sebagai pejabat publik.
Prestasi Mar’ie di Jabatan Kementerian Keuangan
Kepemimpinan Mar’ie di bidang keuangan juga patut diacungi jempol. Saat menjabat sebagai Direktur Jenderal Pajak, ia mampu meningkatkan penerimaan pajak dari Rp9 triliun menjadi Rp19 triliun.
Ketika menjadi Menteri Keuangan, Mar’ie berhasil menjaga stabilitas anggaran negara di tengah krisis ekonomi. Kebijakan fiscal yang cermat dan efektif membuatnya dihormati di kalangan rekan-rekan sejawat.
Atas dedikasi dan keberhasilannya ini, Mar’ie diakui sebagai Menteri Keuangan Terbaik di Asia oleh sebuah majalah terkemuka pada tahun 1995.
Warisan yang Ditinggalkan Mar’ie Muhammad
Mar’ie Muhammad mengakhiri kariernya sebagai bendahara negara pada tahun 1998. Namun, kontribusinya dalam bidang kemanusiaan dan anti-korupsi terus dikenang hingga saat ini.
Ia wafat pada 11 Desember 2016, namun nilai-nilai yang ditinggalkannya tetap hidup dalam ingatan banyak orang. Keterbukaan dan integritasnya menjadi ilham bagi generasi mendatang.
Kisah hidup Mar’ie Muhammad bukan hanya tentang kesederhanaan, tetapi juga tentang dedikasi dan integritas dalam menjalani peran sebagai pemimpin. Formula hidupnya menjadi pelajaran berharga bagi semua orang.




