Jakarta baru-baru ini menghadapi dinamika yang menarik di pasar saham, di mana meskipun terdapat tekanan penjualan dari investor asing, ada tanda-tanda kekuatan yang patut dicermati. Di tengah volatilitas ini, ditemukan situasi yang memicu perhatian di kalangan pelaku pasar dan analis.
Data terbaru menunjukkan bahwa pada Jumat (12/9/2025), terjadi jual bersih atau net foreign sell sebesar Rp 31,8 miliar di seluruh pasar. Namun, saat melihat pasar reguler, investor asing justru mencatat penjualan bersih atau net buy sebesar Rp 685,88 miliar yang menunjukkan sikap optimis investor terhadap beberapa saham.
Keberadaan penjualan bersih di pasar negosiasi dan tunai dengan angka yang cukup besar, mencapai Rp 717,71 miliar, telah memengaruhi keseluruhan kinerja pasar. Di sisi lain, emiten perbankan nasional mendominasi aliran masuk modal asing, menciptakan kepercayaan di kalangan investor lokal.
Dominasi Emiten Perbankan dalam Aliran Modal Asing
Salah satu emiten perbankan yang menarik perhatian adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), yang mencatat aliran masuk modal asing sebesar Rp 300,2 miliar. Angka ini menjadikannya sebagai pemimpin di antara saham-saham lainnya pada hari tersebut.
Selain BRI, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) juga menunjukkan performa yang baik dengan aliran masuk sebesar Rp 121,1 miliar. Hal ini membuktikan bahwa sektor perbankan tetap menjadi pilihan utama para investor.
Selanjutnya, PT Singaraja Putra Tbk (SINI) mencatat net foreign flow sebesar Rp 82,0 miliar, menunjukkan bahwa ada minat yang signifikan terhadap sektor ini. Ketiga emiten ini menunjukkan ketahanan meskipun ada gejolak di pasar global.
Pemicu Minat Investor Terhadap Saham Komoditas dan Energi
Lebih lanjut, saham-saham di sektor komoditas dan energi juga mendapatkan perhatian dari investor asing. PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) misalnya, mengumpulkan aliran masuk sebesar Rp 71,8 miliar, menunjukkan minat investor terhadap sektor tambang.
Tak hanya BRMS, PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) yang mencatat aliran masuk sebesar Rp 62,9 miliar juga menunjukkan bahwa sektor mineral terus diminati. Ini memberikan gambaran bahwa pelaku pasar memperhatikan potensi jangka panjang di sektor energi.
PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) pun tidak ketinggalan, dengan aliran masuk sebesar Rp 53,1 miliar, mengindikasikan adanya optimisme akan permintaan logam dalam jangka waktu mendatang. Sektor-sektor ini berkontribusi terhadap pemulihan ekonomi dan inflasi global.
Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan yang Menarik
Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil melesat 1,37% atau naik 106,16 poin, hingga menembus level 7.854,06. Kenaikan ini didorong oleh selisih besar dalam jumlah saham yang menguat.
Berdasarkan data transaksi, tercatat sebanyak 405 saham naik, sementara 251 saham turun dan 149 saham tidak bergerak. Ini menunjukkan antusiasme dari investor di tengah ketidakpastian pasar.
Nilai transaksi juga menunjukkan dinamika yang signifikan dengan mencapai Rp 17,84 triliun, yang melibatkan 32,88 miliar saham dalam 1,85 juta kali transaksi. Ini adalah indikator bahwa aktivitas perdagangan tetap aktif dan penuh gairah.
Sektor yang Menguat dan Kontribusinya Terhadap IHSG
Temuan yang menarik adalah bahwa hampir seluruh sektor perdagangan mencatatkan pergerakan positif di zona hijau. Sektor energi, finansial, dan barang baku mencatatkan penguatan terbesar, mencerminkan tren investasi yang menguntungkan di sektor tersebut.
Sementara itu, hanya sektor industri yang mengalami koreksi, menunjukkan bahwa tidak semua segmen pasar terpengaruh secara positif oleh sentimen ini. Hal ini patut diperhatikan bagi investor yang berfokus pada alokasikan portofolio mereka.
Emiten batu bara Sinar Mas (DSSA) menjadi salah satu penopang utama pergerakan IHSG, memberikan sumbangsih 23,38 indeks poin. Di samping itu, Bank Rakyat Indonesia (BBRI) memberikan kontribusi signifikan dengan penguatan 2,45% ke harga Rp 4.180 per saham, yang juga berpengaruh terhadap indeks secara keseluruhan.
Saham-saham lain seperti Astra International Tbk (ASII), BCA, dan AMMN pun turut menjadi penggerak IHSG, menunjukkan bahwa sentimen positif terhadap saham-saham ini dapat terus berlanjut.