Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) untuk komoditas jagung baru saja diluncurkan dengan harapan menjaga kestabilan harga di pasar. Inisiatif ini bertujuan untuk mendukung peternak dan memastikan bahwa mereka memperoleh pendapatan yang wajar.
Dalam peluncuran ini, Badan Pangan Nasional (Bapanas) menugaskan Perum Bulog untuk menyalurkan jagung kepada peternak dengan harga yang telah ditentukan. Dengan anggaran mencapai Rp78 miliar, program ini menargetkan penyaluran sebanyak 52.400 ton jagung kepada lebih dari dua ribu peternak ayam ras.
Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, menjelaskan bahwa peluncuran program ini merupakan respons terhadap arahan Presiden untuk menjaga keseimbangan harga. Hal ini dianggap penting agar petani dan peternak mendapatkan haknya secara adil dalam sistem pertanian yang berkelanjutan.
Detail Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan Jagung
Program ini dirancang untuk menyalurkan jagung dengan harga Rp5.500 per kilogram kepada peternak, berbeda dengan tahun sebelumnya yang jauh lebih rendah. Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah sudah menaikkan harga dari Rp3.150 menjadi Rp4.500 per kilogram.
Kenaikan harga jagung ini akan menciptakan insentif bagi para petani untuk terus berproduksi. Selain itu, pemerintah juga menjamin bahwa biaya transportasi dan pengolahan akan ditanggung melalui Bulog, sehingga petani bisa mendapatkan harga utama.
Cadangan pangan pemerintah juga diciptakan untuk merespon fluktuasi yang mungkin terjadi akibat faktor cuaca. Dengan kehadiran stok jagung sebanyak 70 ribu ton, diharapkan peternak mendapatkan pasokan yang memadai dan stabil.
Manfaat bagi Peternak dan Perlindungan Harga
Mekanisme distribusi program ini melibatkan koperasi atau asosiasi peternak. Melalui sistem ini, harga di tingkat koperasi ditetapkan Rp5.000 per kilogram hingga Rp5.500 di tingkat peternak.
Data penerima manfaat juga diverifikasi mulai dari tingkat desa hingga kementerian untuk memastikan bahwa bantuan yang diberikan tepat sasaran. Proses ini penting untuk meningkatkan transparansi dan efektivitas dari program tersebut.
Harapan dari program ini adalah agar kesejahteraan peternak meningkat, sementara konsumen juga mendapat harga yang adil dan terjangkau. Sesuai dengan pernyataan yang disampaikan oleh pihak kementerian, harga daging ayam dan telur juga diharapkan stabil di pasar.
Kondisi Pasar Ayam dan Telur yang Stabil
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan juga mengemukakan bahwa harga ayam hidup dan telur sempat berada di bawah biaya produksi. Namun, saat ini harga telah mendekati level yang wajar, yaitu sekitar Rp24 ribu untuk ayam hidup dan Rp26 ribu untuk telur.
Stabilitas harga ini akan memberikan dampak positif bagi peternak, membuat mereka lebih sejahtera. Dengan adanya program SPHP, pakan yang menyumbang lebih dari setengah biaya produksi menjadi perhatian yang serius.
Pemerintah berusaha untuk menjaga keseimbangan pasar agar tidak menguntungkan satu pihak saja. Melalui SPHP jagung, diharapkan peternak dapat beroperasi dengan lebih efisien dan konsumen tetap mendapatkan harga yang bisa dijangkau.