Di tengah dinamika ekonomi yang terus berkembang, keberadaan ekonomi kreatif menjadi salah satu sektor yang sangat penting untuk diperhatikan. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) RI, Amalia Adininggar Widyasanti, menjelaskan betapa signifikan kontribusi sektor ini terhadap penyerapan tenaga kerja di Indonesia.
Dalam kesempatan yang sama, video kreatif untuk Sensus Ekonomi 2026 (SE2026) diserahkan oleh Menteri Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya kepada BPS, menandai suatu langkah maju dalam mendokumentasikan dan memahami sektor ekonomi kreatif di tanah air.
“Pada tahun 2025, estimasi penyerapan tenaga kerja dari sektor ekonomi kreatif akan mencapai 18,70 persen dari total tenaga kerja nasional,” ungkap Amalia. Jumlah tenaga kerja ini diproyeksikan meningkat menjadi 27,40 juta jiwa dibandingkan dengan 26,48 juta jiwa pada tahun 2024.
Amalia juga menjelaskan bahwa Provinsi Jawa Barat menjadi pemimpin dalam penyerapan tenaga kerja di sektor ini, dengan jumlah mencapai 6,24 juta jiwa. Ini menggambarkan potensi besar dari daerah-daerah yang mendukung pengembangan industri kreatif.
“Tiga provinsi dengan kontribusi terbesar dalam tenaga kerja ekonomi kreatif adalah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Kontribusi ketiga provinsi ini mencapai 57,81 persen dari total tenaga kerja di sektor tersebut,” lanjutnya. Hal ini menunjukkan bahwa pengembangan ekonomi kreatif sangat terpusat di daerah-daerah ini dan berimplikasi luas terhadap perekonomian lokal.
Peran Penting Sensus Ekonomi 2026 dalam Mendiagnosis Sektor Kreatif
Sensus Ekonomi 2026 akan menjadi titik awal yang penting untuk mendapatkan gambaran lebih utuh tentang sektor ekonomi kreatif. Melalui sensus ini, data yang dihasilkan akan membantu pemerintah dan pelaku usaha dalam merumuskan kebijakan yang lebih tepat dan efektif.
“SE2026 akan memberikan informasi mendalam tentang jumlah pelaku usaha kreatif, yang mencakup berbagai bidang seperti kuliner, fashion, musik, dan desain,” jelas Amalia. Hal ini menjadi penting untuk memahami dinamika pasar dan peluang yang ada.
Data yang diperoleh nantinya juga akan menjadi dasar untuk perhitungan Produk Domestik Bruto (PDB) ekonomi kreatif. Penggunaan data yang mendetail ini bertujuan untuk meningkatkan akurasi kebijakan yang akan diambil oleh pemerintah di masa mendatang.
Amalia menekankan betapa pentingnya memiliki data yang lengkap bagi kelangsungan dan perkembangan sektor ekonomi kreatif. Pelaku usaha bisa lebih mudah dalam membuat keputusan strategis berdasarkan informasi yang akurat dan relevan.
Keseluruhan proses pengumpulan data ini membutuhkan kolaborasi aktif antara pemerintah dan masyarakat. Oleh karena itu, sosialisasi dan kampanye tentang SE2026 menjadi hal yang sangat critical untuk dilakukan.
Kolaborasi Antar Lembaga untuk Memperkuat Sektor Kreatif
Penyerahan materi Public Service Announcement (PSA) SE2026 oleh Menteri Ekonomi Kreatif kepada BPS menandakan kolaborasi yang solid antara pemerintah dan pelaku ekonomi kreatif. Ini merupakan langkah nyata untuk menyukseskan SE2026 dan memperkuat ekosistem ekonomi kreatif di Indonesia.
Materi PSA ini tidak hanya sekedar untuk sosialisasi, tetapi juga sebagai kesempatan bagi talenta muda dalam industri kreatif untuk menunjukkan kemampuan mereka. Amalia sangat menghargai dukungan yang diberikan oleh berbagai pihak, termasuk animator muda.
PSA ini akan disebarkan melalui berbagai kanal komunikasi publik, yang diharapkan mampu menjangkau masyarakat luas. Melalui langkah ini, diharapkan partisipasi masyarakat dalam SE2026 akan meningkat secara signifikan.
Kolaborasi ini juga melibatkan pihak-pihak dari sektor swasta, seperti RUS Animation Studio dan Blibli. Ini mengindikasikan bahwa sektor ekonomi kreatif tidak hanya dibangun oleh pemerintah, tetapi juga oleh berbagai elemen masyarakat lainnya.
Keberhasilan dari SE2026 sangat ditentukan oleh seberapa baik kolaborasi ini dapat dijalankan. Semua elemen perlu bersinergi untuk mencapai tujuan bersama demi kemajuan ekonomi kreatif Indonesia.
Pentingnya Dukungan Kebijakan untuk Perkembangan Ekonomi Kreatif
Amalia mencatat pentingnya dukungan dari pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif. Tanpa adanya dukungan yang kuat, sektor ini mungkin tidak akan mampu mencapai potensi penuhnya.
Data yang dihasilkan melalui SE2026 nantinya akan menjadi acuan dalam kebijakan pembinaan dan pengembangan sektor ekonomi kreatif. Dengan memiliki data yang akurat, pemerintah dapat lebih fokus dalam mengidentifikasi kebutuhan nyata dari pelaku usaha.
Dalam banyak kasus, kebijakan yang tidak didukung dengan data yang tepat dapat mengakibatkan salah langkah. Oleh karena itu, Amalia menekankan perlunya penelitian yang komprehensif sebelum merumuskan kebijakan.
Amalia juga berharap bahwa pemerintah akan memberikan perhatian lebih terhadap sektor-sektor tertentu yang memiliki potensi besar namun masih kurang mendapat dukungan. Hal ini penting untuk menciptakan keberagaman dalam ekonomi kreatif dan memaksimalkan semua potensi yang ada.
Keberlanjutan ekonomi kreatif juga bergantung pada bagaimana pemerintah dan masyarakat dapat bekerja sama dalam menciptakan lingkungan yang kondusif bagi inovasi dan kreativitas. Dengan kolaborasi yang tepat, sektor ini bisa menjadi salah satu pilar utama perekonomian Indonesia.




