PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, atau BNI, baru-baru ini menggelar acara yang mengedepankan komitmen mereka terhadap transparansi informasi publik. Acara yang diselenggarakan di Palembang, Sumatera Selatan, ini bertepatan dengan peringatan Hari Hak untuk Tahu Sedunia dan dihadiri oleh berbagai elemen penting, termasuk mahasiswa dan pejabat dari Komisi Informasi Pusat.
Tema yang diusung dalam forum edukasi ini menekankan pentingnya keterbukaan informasi sebagai langkah awal dalam membangun kepercayaan masyarakat. Dengan berkolaborasi dengan akademisi dan pemangku kepentingan, BNI ingin menjadikan transparansi informasi sebagai budaya yang tumbuh di kalangan generasi muda.
Corporate Secretary BNI, Okki Rushartomo, mengungkapkan bahwa keterbukaan informasi publik merupakan fondasi krusial dalam membangun kepercayaan masyarakat. Menurutnya, upaya ini diharapkan dapat berkontribusi nyata terhadap peningkatan transparansi dan akuntabilitas di berbagai badan publik.
Menggali Pentingnya Keterbukaan Informasi dalam Masyarakat
Keterbukaan informasi publik tidak hanya merupakan kewajiban hukum, tetapi juga menjadi kebutuhan esensial dalam era yang semakin kompleks ini. Dalam konteks ini, masyarakat berhak mendapatkan informasi yang akurat dan mudah diakses, guna mendukung pengambilan keputusan yang lebih baik.
Sesungguhnya, transparansi informasi dapat mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan adanya informasi yang terbuka, warga negara lebih mampu memahami dan terlibat dalam proses-proses yang mempengaruhi kehidupan mereka.
Dalam acara tersebut, Samrotunnajah Ismail, Komisioner Bidang Sosialisasi Edukasi dan Komunikasi Publik, mengingatkan bahwa generasi muda memainkan peran strategis dalam hal ini. Mereka harus berperan sebagai agen perubahan, menggerakkan upaya untuk memastikan bahwa kebijakan publik dijalankan dengan cara yang lebih terbuka.
Peran Mahasiswa sebagai Pendorong Transparansi
Mahasiswa memiliki posisi unik untuk menjadi jembatan antara masyarakat dan badan publik. Dengan kemampuan analisis dan kritis yang mereka miliki, mahasiswa dapat mempengaruhi pola pikir dan budaya transparansi di lingkungan sekitarnya.
Selama forum ini, para mahasiswa dari Universitas IBA diharapkan untuk berperan aktif dalam mendorong keterbukaan informasi dalam institusi pemerintahan serta organisasi lainnya. Pengetahuan yang mereka peroleh dari kegiatan ini akan memperkuat komitmen mereka dalam memperjuangkan hak atas informasi.
Lebih jauh lagi, mahasiswa bisa menjadikan isu keterbukaan informasi sebagai salah satu tema penelitian atau studi kasus dalam pembelajaran mereka. Hal ini diharapkan dapat mengembangkan solusi inovatif yang relevan dengan tantangan yang dihadapi masyarakat saat ini.
Keterbukaan Informasi sebagai Pilar Tata Kelola yang Baik
Keterbukaan informasi tidak hanya penting untuk keberhasilan suatu organisasi, tetapi juga untuk memfasilitasi tata kelola pemerintahan yang baik. Dengan adanya regulasi yang mendukung, badan publik dituntut untuk bertindak lebih transparan dalam pengelolaan informasi.
UU Keterbukaan Informasi Publik yang ada menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara yang proaktif dalam mengatur hak masyarakat atas informasi. Hal ini menjadi langkah penting menuju demokrasi yang lebih sehat dan partisipatif.
Selama forum, disampaikan bahwa dengan adanya transparansi, masyarakat dapat lebih mudah mengawasi jalannya pemerintahan. Keterlibatan serta pengawasan tersebut akan meningkatkan akuntabilitas pejabat publik, sehingga kepercayaan masyarakat pun dapat meningkat.
Membangun Budaya Transparansi di Lingkungan Korporasi
Keterbukaan informasi juga relevan bagi sektor korporasi yang diharapkan menjunjung tinggi prinsip transparansi dalam setiap aktivitasnya. BNI sendiri menunjukkan contoh baik dengan melibatkan karyawan dalam sesi berbagi dan forum internal mengenai keterbukaan informasi.
Segala upaya ini dimaksudkan agar budaya transparansi tidak hanya berhenti pada tahap diskusi, tetapi juga diterapkan dalam praktik sehari-hari. Pegawai diharapkan dapat menginternalisasi nilai-nilai tersebut dalam lingkungan kerja mereka.
Keberhasilan membangun budaya transparansi di lingkungan korporasi dapat menjadi contoh bagi badan publik lainnya. Dengan membiasakan diri terbuka, mereka dapat membantu menciptakan kepercayaan dan hubungan yang lebih baik dengan masyarakat.