Pasar Asia-Pasifik mengalami penurunan yang signifikan pada pembukaannya pada hari Kamis, mencerminkan dampak kekhawatiran terkait hubungan perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Indeks Nikkei 225 di Jepang jatuh 1,52%, diikuti oleh penurunan indeks Topix yang mencapai 0,71% pada awal perdagangan.
Saham SoftBank, salah satu konglomerat terbesar di Jepang, merosot lebih dari 6% setelah mengumumkan rencana untuk menerbitkan obligasi dalam dolar AS dan euro. Keputusan ini diambil sebagai bagian dari strategi perusahaan untuk meningkatkan investasi dalam kecerdasan buatan.
SoftBank berencana menerbitkan obligasi dengan nilai sekitar $2 miliar dalam dua tahap, serta obligasi hibrida senilai 750 juta euro (setara $870 juta). Menurut informasi yang disampaikan dalam pengajuan resmi, suku bunga dari obligasi tersebut akan berkisar antara 6,5% hingga 8,25%.
Pemantauan Keputusan Suku Bunga di Korea Selatan
Investor di kawasan Asia juga menantikan keputusan suku bunga acuan dari Bank of Korea. Para ekonom memperkirakan bahwa bank sentral ini akan mempertahankan suku bunga di tingkat 2,5%, sambil terus mengawasi risiko yang ditimbulkan oleh utang rumah tangga yang tinggi.
Indeks Kospi di Korea Selatan mengalami penurunan sebesar 1,5%, sementara indeks Kosdaq yang mencakup perusahaan kecil juga turun sekitar 1%. Penurunan ini menunjukkan respons negatif pasar terhadap kemungkinan kebijakan moneter yang ketat demi menjaga stabilitas ekonomi.
Sementara itu, ASX/S&P 200 di Australia juga turun sebesar 0,33%. Pergerakan indeks ini mencerminkan kekhawatiran lebih luas di kalangan investor, seiring dengan ketidakpastian dalam pasar global.
Kekhawatiran atas Kebijakan Perdagangan AS-Tiongkok
Kekhawatiran pasar kembali muncul setelah laporan yang menyatakan bahwa pemerintah AS sedang mempertimbangkan pembatasan ekspor terhadap barang-barang yang dibuat dengan perangkat lunak AS ke Tiongkok. Informasi ini datang dari seorang pejabat pemerintah dan sejumlah sumber yang terinformasi mengenai kebijakan tersebut.
Rencana tersebut dapat mencakup berbagai produk, mulai dari laptop hingga mesin jet, meskipun sumber-sumber tersebut menyatakan bahwa rencana itu mungkin tidak akan dilaksanakan. Namun, ini jelas menunjukkan adanya ketegangan yang terus berlanjut antara kedua negara besar tersebut.
Selain itu, kekhawatiran mengenai dampak dari kebijakan ini terhadap hubungan dagang AS-Tiongkok dapat mempengaruhi sentimen pasar di seluruh dunia. Investor sangat memperhatikan perkembangan ini untuk menilai strategi investasi mereka ke depan.
Dampak Kinerja Perusahaan Terhadap Indeks Pasar AS
Sementara itu, harga saham berjangka AS menunjukkan pelemahan yang tipis pada sesi awal perdagangan di Asia. Hal ini terjadi setelah indeks utama di bursa AS mengalami penurunan pada hari sebelumnya, yang dipicu oleh laporan hasil keuangan yang mengecewakan dari beberapa perusahaan besar.
Indeks Dow Jones Industrial Average tutup melemah sebanyak 334,33 poin atau 0,71% ke level 46.590,41. Selain itu, S&P 500 juga turun 0,53% menjadi 6.699,40, dan Nasdaq Composite merosot 0,93% hingga mencapai 22.740,40.
Pada puncak penurunannya, indeks Dow Jones sempat jatuh lebih dari 400 poin atau sekitar 1%. S&P 500 dan Nasdaq juga mengalami penurunan yang signifikan, masing-masing tercatat turun 1,2% dan 1,9% pada titik terendah sesi lalu.




